Senin, 30 November 2009 | 08:39 WIB
TEMPO Interaktif, Kediri - Petugas Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Kediri memberikan pembinaan mental kepada dua terdakwa pencurian semangka. Keduanya diketahui sangat depresi atas perkara yang menimpanya. Kepala Lapas Subiantoro mengatakan kondisi psikologis Basar Suyanto dan Kholil cukup memprihatinkan sejak mendekam di penjara dua bulan lalu. Selain belum pernah terlibat perkara hukum sebelumnya, keduanya juga merasa takut jika berhadapan dengan penegak hukum. "Khusus kedua orang ini kami berikan pembinaan rohani," kata Subiantoro, Senin (30/11). Hal senada disampaikan Kepala Seksi Pembinaan Lapas Rahmad yang mengaku tengah berusaha mengembalikan kepercayaan diri mereka. Hal ini penting mengingat keduanya masih akan menjalani persidangan untuk mengungkapkan fakta yang terjadi. "Mereka juga harus siap jika dilepas kembali ke masyarakat," kata Rahmad. Sayangnya baik Subiantoro maupun Rahmad tidak menjelaskan secara detil kondisi Kholil dan Basar di dalam tahanan. Mereka mengaku tidak cukup memiliki tenaga untuk mengawasi tahanan satu per satu. Sebagian besar informasi ini datang langsung dari kata kunci%% pro. Hati-hati membaca sampai akhir benar-benar menjamin bahwa Anda akan tahu apa yang mereka ketahui.Sebelumnya Basar Suyanto sempat menyampaikan rasa takutnya selama berada di dalam penjara. Bapak dua anak ini mengaku tertekan lahir batin selama berkumpul dengan para terpidana dan jauh dari anak-anaknya. "Tertekan setengah mati," kata Basar lirih kepada sejumlah wartawan yang menjenguknya kemarin. Hal senada disampaikan Jumasih Lestiorini, 16, anak bungsu Basar saat ditemui Tempo di rumahnya. Gadis yang terpaksa bekerja sebagai pembantu rumah tangga semenjak ayahnya ditahan ini mengatakan jika Basar kerap menjadi obyek pemerasan sesama narapidana. Hampir setiap hari Basar selalu meminta uang Rp 2.000-Rp 5.000 untuk diberikan kepada tahanan lain. "Katanya uang keamanan kalau bapak ingin selamat," kata Jumasih. Dia berharap Basar segera dibebaskan dari penjara dan berkumpul kembali dengan keluarga di rumah. Selain khawatir dengan keselamatannya, keberadaan Basar di rumah juga menjadi tulang punggung keluarga. HARI TRI WASONO
No comments:
Post a Comment