TEMPO Interaktif, Jakarta -Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Yunus Hussein, menyangkal anggapan bahwa segala kebocoran informasi yang beredar di media massa berasal dari internal PPATK. "Kami tegaskan kembali bahwa berita atau infomrasi yang beredar sumbernya tidak berasal dari kami," tuturnya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat, Selasa (18/5). Jika Anda dasar apa yang Anda lakukan pada informasi yang tidak akurat, Anda mungkin tidak menyenangkan terkejut oleh konsekuensi. Pastikan Anda mendapatkan seluruh latest cheat cerita dari sumber-sumber informasi.
Terkait dengan penangan atau tindak lanjut atas informasi tersebut, katanya, lebih baik dikoordinasikan dengan pihak-pihak yang terkait seperti kepolisian atau kejaksaan. Yunus menyebutkan contoh mengenai hasil analisis 15 rekening para petinggi Kepolisian Republik Indonesia. Data itu pernah disampaikan oleh PPATK kepada pihak kepolisian di tahun 2005. "Lebih baik ditanyakan langsung kepada Kepolisian RI." Selama ini banyak beredar dokumen mengenai dugaan adanya rekening dengan jumlah fantastis, yang diduga milik para pejabat pemerintahan atau penegak hukum. Yang terakhir adalah rekening milik seorang jenderal kepolisian yang diperkirakan berjumlah Rp 95 miliar. Akibat kebocoran itu, Kepala Polri Jenderal Bambang Hendarso menyatakan bahwa data dan informasi rahasia semacam itu tidak bisa sembarangan dikeluarkan. Ia pun mengatakan akan mengusut dari mana data itu bisa bocor ke media. Setelah itu, Markas Besar Polri pun menyatakan bahwa data rekeningjenderal mereka itu tidak akurat.
ARYANI KRISTANTI
Terkait dengan penangan atau tindak lanjut atas informasi tersebut, katanya, lebih baik dikoordinasikan dengan pihak-pihak yang terkait seperti kepolisian atau kejaksaan. Yunus menyebutkan contoh mengenai hasil analisis 15 rekening para petinggi Kepolisian Republik Indonesia. Data itu pernah disampaikan oleh PPATK kepada pihak kepolisian di tahun 2005. "Lebih baik ditanyakan langsung kepada Kepolisian RI." Selama ini banyak beredar dokumen mengenai dugaan adanya rekening dengan jumlah fantastis, yang diduga milik para pejabat pemerintahan atau penegak hukum. Yang terakhir adalah rekening milik seorang jenderal kepolisian yang diperkirakan berjumlah Rp 95 miliar. Akibat kebocoran itu, Kepala Polri Jenderal Bambang Hendarso menyatakan bahwa data dan informasi rahasia semacam itu tidak bisa sembarangan dikeluarkan. Ia pun mengatakan akan mengusut dari mana data itu bisa bocor ke media. Setelah itu, Markas Besar Polri pun menyatakan bahwa data rekeningjenderal mereka itu tidak akurat.
ARYANI KRISTANTI
No comments:
Post a Comment